Rabu, 11 Desember 2013

Populasi

Nama   : Megawati Ompusunggu
Kelas   : R
NIM    : 135040200111181
Dosen  : Bapak Nawawi
POPULASI
Bab  1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
            Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya. Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup satu dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi. Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Komponen itu membentuk satuan-satuan organism kehidupan. Antara individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk populasi.
http://www.helsinki.fi/science/metapop/school/Webbsidan/images/vaxelverkan5.gif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBH4zvc1a2w0xwtzozkhrMBa1TpCTy5j-guzGRf88BmEp6ay9fZHuqmntpDIdJXArxz_EZYT2rKbOvVhzv0BjklN1ONqAJWPPsKL8XEvjik362oz4h0zvazgs1pDKz6AxI1Y0plO3fZ0Kh/s1600/piramida+energi.jpeg
Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam satu daerah akan terjadi interaksi membentuk komunitas. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Kumpulan ekosistem di dunia akan membentuk biosfer. Urutan satuan - satuan makhluk hidup dalam ekosistem dari yang kecil sampai yang besar adalah Individu, Populasi, Komunitas, Ekosistem dan Biosfer. namun pada sekian banyak susunan ekologi tersebut, pada kesempatan ini penulis akan menyajikan makalah tentang Populasi


1.2. Prospek
Penghapusan spesies eksotis akan memungkinkan spesies yang mereka telah mengalami dampak negatif untuk memulihkan niche ekologi mereka. Spesies eksotis yang telah menjadi hama dapat diidentifikasi taksonomi (misalnya dengan Sistem Identifikasi Otomatis Digital (DAISY), dengan menggunakan barcode hidup. Penghapusan praktis hanya diberikan kelompok besar individu karena biaya ekonomi.
Sebagai populasi berkelanjutan dari spesies asli yang tersisa di suatu daerah menjadi terjamin, "hilang" spesies yang adalah kandidat untuk reintroduksi dapat diidentifikasi dengan menggunakan database seperti Encyclopedia of Life dan Fasilitas Keanekaragaman Hayati Informasi Global.
·         Keanekaragaman Hayati perbankan menempatkan nilai moneter terhadap keanekaragaman hayati. Salah satu contoh adalah Kerangka Kerja Manajemen vegetasi asli Australia.
·         Gene bank milik adalah koleksi spesimen dan bahan genetik. Beberapa bank bermaksud untuk memperkenalkan kembali spesies miring terhadap ekosistem (misalnya melalui pembibitan pohon).
·         Pengurangan dan lebih baik menargetkan pestisida memungkinkan lebih banyak spesies untuk bertahan hidup di daerah pertanian dan urban.
·         Lokasi-pendekatan spesifik mungkin kurang berguna untuk melindungi spesies bermigrasi. Satu pendekatan adalah untuk menciptakan koridor satwa liar s yang sesuai dengan gerakan binatang . Batas-batas nasional dan lainnya dapat mempersulit pembuatan koridor.
1.3. Permasalahan
Data sensus mengatakan bahwa penduduk Indonesia Lebih dari 230 juta jiwa tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Populasi manusia atau penduduk akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinggi sedangkan lahan dan luas wilayah Indonesia tidak akan mungkin bisa bertambah. 
            Dari sisi lain tentu lahan semakin berkurang digunakan untuk tempat bermukim penduduk dan kemiskinan semakin meningkat juga. Di kota-kota besar jembatan banyak dijadikan sebagai rumah oleh penduduk yang tidak mampu untuk menyewa rumah apalagi membeli rumah. Maka semakin sempitlah lahan terbuka untuk menghirup udara segar.
Dikatakan penduduk adalah orang yang tinggal di suatu daerah atau negara, secara hukum orang berhak tinggal di suatu daerah atau negara. Orang yang memiliki kartu tanda penduduk lalu memilih tinggal di daerah lain masih dalam lingkup wilayah Indonesia juga dikatakan sebagai penduduk. Banyak juga penduduk di Indonesia yang tidak memiliki kartu tanda kependudukan dikarenakan sulitnya birokrasi di Indonesia. 
Permasalahan penduduk dilihat dari kacamata lingkungan sudah disinggung adalah lahan yang semakin sempit. Sehingga hutan adalah jalan terakhir untuk mendapatkan lahan yang layak dijadikan tempat tinggal dan menjadikannya sebagai lahan pertanian. Hutan yang dahulunya hijau dan lebat menjdi gundul dan merusak tatatanan kehidupan seluruh makhluk hidup khususnya hewan yang menggantungkan asa di rumahnya yaitu hutan. Kerusakan hutan menurut para ahli lebih dari 70% hutan di dunia yang telah rusak parah. Pembukaan lahan secara liar untuk dijadikan pertanian dan pemukiman sangat merusak ekosistem hutan.  
            Populasi manusia yang kian meningkat setiap tahunnya baik itu dikarenakan angka kelahiran yang dominan dari pada angka kematian dan juga arus urbanisasi mengakibatkan wilayah perkotaan semakin dilematis. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Tangerang, Semarang, Palembang, terutama tiga kota terbesar di Indonesia yang penulis sebutkan sangat mendambakan lahan hijau yang kian habis akibat dari pemukiman penduduk dan juga akibat dari merayapnya gedung-gedung ber AC dan bertingkat tinggi. 
            Nyaris tidak ada lagi lahan tersisa disulap menjadi model percontohan gedung pencakar langit. Jembatan dan pinggiran sungai dibangun lapak-lapak atau hunian bagi penduduk yang tidak mampu. Mungkin kalau sungai atau jembatan itu bisa bertingkat-tingkat manusia pun akan membangunnya bertingkat-tingkat juga tanpa memperdulikan keselamatan dan kenyamanan yang penting bisa tinggal dan tidur gratis. 
            Wilayah perkotaan jarang dan langka dijumpai lahan terbuka hijau dan hutan kota padahal wilayah perkotaan adalah wilayah yang padat penduduk dan pemukiman. Banyak karbon dioksida dan monoksida yang bertebaran tanpa diimbangi dengan oksigen. Udara segar dibutuhkan makhluk yang bernafas dalam bentuk oksigen, demikian pula manusia sebagai makhluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk hidup.
            Udara yang dibutuhkan manusia adalah udara bersih yang tidak tercemar zat-zat berbahaya suapaya kualiatas hidup manusia terjamin. Karbon monoksida adalah zat yang lebih mudah larut dalam darah dibandingkan oksigen. Akibatnya fatal sekali di kemudian hari karena darah bukannya mengangkut oksigen tetapi mengangkut karbon monoksida. Efek dari kebanyakan menghirup karbon monoksida tubuh terasa lemas, sakit kepala, mual-mual, dan menyebabkan kematian. Selain kendaraan bermotor yang tahun pembuatannya sudah lama dan mesin-mesin pabrik karbon monoksida dihasilkan oleh asap rokok. Wilayah perkotaan yang padat penduduk maka akan menghasilkan karbon monoksida yang sangat tinggi terutama dari asap rokok.
            Setelah lahan untuk tempat tinggal dan udara, manusia juga membutuhkan air bersih. Sangat mutlak tidak ada bedanya dengan udara maka air juga dibutuhkan manusia. Seperti udara bukan sembarang udara maka air yang dibutuhkan manusia adalah air bersih. Tingkat ketersediaan air bersih di wilayah padat penduduk minim. Air bersih dilihat dari kacamata kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya. Dari kacamata fisika air bersih harus tetap jernih, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat biologi air bersih tidak mengandung mikro organisme atau kuman-kuman penyakit.
            Tiga masalah besar dari populasi manusia yang semakin bertambah tanpa terkontrol yaitu lahan akan semakin menyempit akan menyebabkan penebangan massal pepohonan di hutan untuk menadapatkan tempat tinggal dan uang. Sehingga hutan dijadikan alternatif mengatasi padatnya penduduk dan tempat mengais rejeki bagi suatu keluarga. Dan akibat penebangan hutan, maka hama pun bertambah populasinya yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Dengan serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka tanaman tidak akan mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena terjadinya pembatasan pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman budidaya. Hal ini disebabkan karena proses fisiologi tanaman yang terganggu. Dengan daun dan batang serta tunas-tunas muda yang habis dimakan oleh hama secara tidak langsung tanaman tidak dapat melaukan proses fotosintesis untuk menghasilkan produksi dengan baik bahkan tidak dapat melakukan fotosentes
Bab  2 :   Isi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan dengan menentukan batas – batas waktunya serta tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQSJcKN19aAVv-kr26Dp0RkkQxPVBtZfCUP2yvoqRaccY34vDTPb6MNPwhttps://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSQPnI-QrOZg0TuRoyOPqD0wKuxsoUs6E3uzpLLP7OrGF0gHpPuRe51_fQ

2.1.1. Sifat – sifat yang dimiliki populasi

1.      Kerapatan atau kepadatan.
Kerapatan lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan biasanya digunakan pada manusia. Populasi organisme pada suatu daerah tidak akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya. Jika jumlah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada dua hal yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah.
         Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat lain atau imigrasi.
         Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain atau emigrasi.
Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang datang lebih besar daripada yang pergi maka kepadatan populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan makanan akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu. Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi sekaligus meningkatkan kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi organisme pada suatu daerah akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung selama lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai titik maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan menurun.
Kecepatan pertumbuhan populasi pada dasarnya bergantung pada rasio antara natalitas dengan mortalitas. Apabila natalitas lebih besar dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya meningkat. Apabila natalitas lebih kecil dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya menurun.

2.      Natalitas (angka Kelahiran)
Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya natalitas merupakan faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi.

3.      Mortalitas (angka Kematian)
Mortalitas atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan individu per satuan waktu. Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama yang mengontrol ukuran suatu populasi. Populasi organisme pada suatu ekosistem senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan ada pula yang tidak jelas.

4.      Bentuk pertumbuhan, Penyebaran umur dan perkembangan populasi.
Penyebaran umur merupakan cirri atau sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Karena itu suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlansung dari populasi dan menyatakan apa yang dapat diharapkan pada masa mendatang. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar individu – individu muda, populasi yang stasioner memiliki umur yang lebih merata dan populasi yang menurun akan mengandung sebagian besar individu –individu yang berumur tua. Jika dikaji lebih dalam maka terdapat tiga umur ekologi yaitu prereproduktif, reproduktif dan posreproduktif.
5.      Perluasan atau penyebaran populasi.
Perluasan atau penyebaran populasi  adalah gerakan individu – individu atau anak – anaknya kedalam atau keluar darerah dari populasi. Ada tiga bentuk penyebaran populasi yaitu sebagai berikut:
Emigrasi yaitu gerakan keluar atau kepergian individu keluar dari batas – batas tempat populasi sehingga populasinya berkurang.
Imigrasi yaitu gerakan kedalam batas – batas tempat populasi, sehingga populasi bertambah.
Migrasi yaitu berangkat (pergi) dan dating (kembai) secara periodic.
6.      Mempunyai sifat – sifat genetic yang berhubungan secara lansung dengan ekologi, yaitu : beradaptasi, keserasian, reproduktif dan ketahanan.

Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi disetiap waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Terdapat beberapa model pertumbuhan, namun yang akan dibahas adalah model pertumbuhan kontinu dan model matriks.
1. Model Kontinu atau Continuous Time adalah model yang digunakan untuk menentukan jumlah tumbuhan yang ada dalam beberapa waktu mendatang. Pada model ini individu berkembang tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan akan suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat dihitung jika banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Prediksi bahwa jumlah populasi akan tumbuh secara kontinu pertama kali dicetuskan oleh Malthus (1798). Dinamika populasi dapat di aproksimasi dengan model ini hanya untuk periode waktu yang pendek saja.
Model Kontinu dapat diakumulasikan menggunakan persamaan :
Nt+Dt=Nt+B+I-D-E
Nt            : jumlah populasi tumbuhan yang ada dalam waktu t.
B              : jumlah kelahiran per satuan waktu
I               : jumlah kedatangan per satuan waktu
D              : jumlah kematian persatuan waktu
E               : jumlah populasi yang keluar per satuan waktu.
Nt+Dt     : jumlah populasi pada waktu t+Dt.
 2. Model Matriks
Model matriks adalah suatu model yang mengizinkan penentuan pertumbuhan populasi dalam tumbuhan dengan perhitungan periode waktu tegas dan fase yang dapat ditentukan dari searah hidup tumbuhan.
  • Matriks yang terdiri dari kolom tunggal diacu sebagai matriks kolom. Kita dapat membuat matriks kolom yang memperlihatkan jumlah individu dan tiap stadia perkembangan. Misalnya biji (N_ ), dalam bank biji. Jimlah tumbuhan dalam bnetuk roset (N_ ) dan jumlah tumbuhan dalam fase berbunga ( N+ ).
  •  Matriks transisi. Suatu matriks transisi untuk tiga stadia pertumbuhan adalah bentuk segi empat dan terdiri atas group nilai probabilitas yang menyajikan perubahan dimana tambuhan dalam stadia perkembangang tertentu akan sampai stadia perkembangan yang berbeda (atau tetap tinggal sama) selama waktu antara tanggal sensus populasi.























Bab  3. Faktor2 yg mempengaruhi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhVymPh8A_wROZRL0xApMMNyew6R13_SE8qNyGhcV5eI-aPQsZb3NmWKZH-HycnZOj3AeWUhHcgJKL4VHO6sOI4BdnioxKuWxBl5U7hQXfhARA5CCXsax3cKKX7so-1VjiC2tQONO9NkI/s320/Foto0073.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhJNOGJV6-6G58p7OxjrQGR4YjiJYgvnxF9o-d96g18Srl_Czcwbur4QJKARFGxarJOnpjAijiewM2TfogbcBFxB5KgTYi1xUUtS3dbIUQbH2R-jpaANORDvHZvcqXmWxkaXiRMBL78Laj/s200/ulat-bulu%2528alhuda+Corporate%2529.jpg
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Populasi :
  1. DayaDukung
Dengan adanya berbagai pembatasan yang ada, kita dapat memperkirakan bahwa lingkungan mempunyai daya dukung, yaitu jumlah individual spesies yang dapat ditunjang oleh lingkungan. Daya dukung dapat ditentukan tidak hanya oleh jumlah individu dalam populasi,tetapi juga oleh ukuran dan laju pertumbuhan individu dalam populasi.

  1. Peraturan Populasi Dependen Densitas.
 Dependen densitas adalah jumlah individu per satuan area tertentu yang keberadaannya dipengaruhi oleh keadaan2 yang mempengaruhinya.

  1. Populasi Dependen Lebat
Populasi dependen lebat adalah ukuran populasi yang selalu bertambah seperti yang diramal oleh kebanyakan model pertumbuhan populasi, populasi ini bergantung pada dependen densitas yang berubah dalam survival atau laju produksi karena jumlah populasi menjadi lebih besar. Kita tahu bahwa hukum Yield konstan di mana tumbuhan bertanggap terhadap kelebatan tidak hanya oleh densitas tetapi juga terhadap individu. Hal ini lebih akurat untuk mengatakan bahwa populasi tumbuhan lebih bersifat dependen lebt daripada dependen densitas.d. Stadia VS Umur

  1. Teori demografi klasik memakai umur sebagai dasar untuk perkiraan kesuburan dan survivorship, namun umur tidak dapat menjadi indikator status reproduktif dalam tumbuhan. Ada 2 alasan pokok untuk ini, yaitu :
  • Ukuran tidak perlu berkolerasi dengan umur
  • Banyak tumbuhan akan berbunga bila mereka mencapai ukuran tertentu tanpa memandang umurnya.

5. Tabel Hidup
Ada dua macam tabel hidup tergantung lama hidup individu dalam populasi :
  • 1. Suatu tabel dinamis. Digunakan pengamat untuk mengikuti pertumbuhan perkecambahan pada waktu tertentu sampai semua individu mati
  • 2. Tabel hidup statis. Tabel yang mengukur struktur umur suatu populasi untuk memperkirakan pola survival berbagai grup umur pada suatu populasi.
6. Kurva Survivorship
Yaitu adalah jumlah survivor pada tiap interval umur terhadap waktu akan menghasilkan suatu kurva survivorship.
Ada 3 tipe kurva survivorship yang menyajikan tanggapan populasi ekstrem :
  • Tipe 1: kurva survivorship adalah karakteristik organisme dengan mortalitas rendah dalam stadia muda dan mortalitas cepat dalam umur tua.
  • Tipe 2 : garis lurus, dimana probabilitas kematian pada pokoknya sama pada sembarang umur.
  • Tipe 3 : tipikal organisme yang mempunyai laju mortalitas muda tinggi, diikuti dengan mortalitas biji karena adanya pemakan buah dan pemakan biji.
7. Fekunditas
Biasa juga disebut umur spesifik laju kelahiran individu atau natalitas yang diukur dengan menhitung jumlah total biji yang dihasilkan selama tiap interval umur dan dibagi dengan jumlah individu yang hidup.














Bab  4. Kesimpulan
Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita mengetrahui adanya pengaturan populasi. Interaksi spesies seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap pertumbuhan, dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan dalam struktur komunitas. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh.Populasi memiliki sifat-sifat (karakteristik) yang dapat diukur secara statistik dan bukan sifat daripada individu-individu penyusunnya, di antara sifat-sifat tersebut adalah kepadatan, natalitas dan mortalitas, distribusi umur, potensi biotic, penyebaran dan bentuk pertumbuhan.



















Daftar Pustaka

Adnan Kasry, Dkk. 2008. Buku Ajar Ekologi Perairan. Laboratorium Universitas Riau:
Pekanbaru

Sastrawijaya, A.T., 2000, Pencemaran Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta : Jakarta.

Soeriaatmadja, R.E., 1989, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB : Bandung.

Sipardi, I, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni : Jakarta.

Slamet Ryadi. 1981. Ekologi. Usaha Nasional: Surabaya

Zoer’aini Djamal Irawan. 1996. Prinsip – Prinsip Ekologi Ekosistem. Sinar Grafika Offset:
            Jakarta

Sumber : Lumowa, sonja V.T. 2012 . Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Universitas
            mulawarman:samarinda

Djara Dedhy, 2011. Makalah EkologiTumbuhan. 
http://dedhydjara.wordpress.com/2011/12/02/makalah-ekologi-tumbuhan/

Noname, 2010. Pengertian Defenisi Ekotipe.http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/
            definisi-ekotipe.html